Cara Terbaik Mencegah Anemia dan Gejalanya

Rabu, 22 Februari 2012
Anemia mungkin sudah familier di telinga kita,tetapi tahukah anda bahwa anemia yang tidak diterapi malah akan merusak bagian tertentu dari tubuh kita. Ada baiknya kita mengenali bagaimana gejala dan tanda-tanda anemia sehingga kita bisa mencegahnya.
Anemia didefinisikan sebagai berkurangnya sel darah merah (eritrosit), dimana anemia merusak kemampuan sel darah merah untuk sirkulasi oksigen dan karbon dioksida.Adapun fungsi sel darah merah adalah untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan dalam tubuh dan mengangkut karbon dioksida dari jaringan kembali ke paru-paru, melalui hemoglobin (protein tetramer yang terdiri dari heme dan globin). Sel darah merah dapat hidup selama 120 hari, diproduksi di sumsum tulang, dimana dalam produksinya membutuhkan zat besi, asam folat dan vitamin B12.Anemia termasuk salah satu masalah kesehatan umum di negara berkembang, sering kita jumpai pada anak-anak dan wanita hamil (eropa 10%, afrika 46-90%, asia tenggara 57-90%). Disebut anemia ketika kadar Hemoglobin (Hb) dibawah kadar normal. Secara umum untuk mengukur anemia, pada hasil pemeriksaan laboratorium darah, yang kita lihat adalah jumlah sel darah merah, konsentrasi hemoglobin, dan kadar hematokrit.

Definisi anemia menurut WHO
Usia Hb (gr/dl)
6 – 59 bulan < 11.0
5 – 11 tahun < 11.5
12 – 14 tahun < 12.0
Wanita (tidak hamil) < 12.0
Wanita hamil < 11.0
Pria < 13.0

Jenis-jenis anemia

Mikrositik, volume dan ukuran eritrosit lebih kecil dari normal, dapat kita lihat pada turunnya nilai MCV pada pemeriksaan lab darah.
Hipokromik, kandungan Hb dalam tiap eritrosit berkurang, dapat kita lihat pada turunnya nilai MCH dan/atau MCHC pada pemeriksaan lab darah
Makrositik, volume dan ukuran eritrosit lebih besar dari normal, nilai MCV meningkat
Hiperkromik, kandungan Hb dalam tiap eritrosit meningkat, nilai MCH dan/atau MCHC meningkat


Manifestasi klinis anemia
Anemia kronis (sudah lama eksis) cenderung asimtomatik (tidak menunjukkan gejala), dimana gejala anemia sendiri biasanya tidak spesifik, seperti mudah letih,lelah dan lesu, sakit kepala, pusing, pingsan, sesak nafas, jantung berdebar debar, dan menurunnya kemampuan kerja dan konsentrasi. Pada kulit dan kuku sering dijumpai tampak pucat.Menelusuri riwayat keluarga penderita juga penting dilakukan untuk mengetahui penyebab anemia, karena yang perlu kita pahami adalah anemia itu sendiri bisa merupakan manifestasi dari gejala penyakit tertentu seperti kelainan haemogolobinopathy, yaitu defek genetis berupa struktur abnormal dari rantai globin pada molekul hemoglobin (Hb terdiri dari heme dan globin); atau juga defisiensi G6PD (glucose-6-phospate dehydrogenase), yaitu suatu keadaan berkurangnya enzim G6PD dimana defisiensi G6PD merupakan penyakit turunan yang resesif (jarang muncul).Riwayat penyakit penderita juga penting kita telusuri, apakah penderita baru saja menjalani operasi, dan juga yang perlu dicari tahu pada pemeriksaan klinis adalah apakah ada pembesaran limfa, urin kehitaman dan jaundice (sakit kuning), tanda – tanda malaria, diare, kecacingan, dan riwayat defisiensi nutrisi. Infeksi kronis seperti HIV dan TB (tuberculosis), penggunaan obat-obatan tertentu, gagal ginjal dan penyakit rematik artritis juga bisa menyebabkan anemia.

0 komentar: